Jawaban Sub Bab Chapter 10 Applied Problems Soal Nomor 23 Sd 25 Halaman 240-241
23. X-Bank reported an ROE of 15% and an ROA of 1%. How
well capitalized is this bank?
X-Bank melaporkan ROE 15% dan ROA 1%. Seberapa baik modal bank
ini?
Jawaban:
Return On Asset ( ROA) atau tingkat pengembalian Asset dihitung
dengan cara membagi laba sebelum pajak disetahunkan Bank dengan rata-rata total
asetnya, yang dinyatakan dalam bentuk persentase (%).
Return on equity (ROE) adalah jumlah imbal hasil dari laba
bersih terhadap ekuitas dengan menghitung Laba/Rugi setelah pajak disetahunkan
dibagi rata-rata modal inti (Tier 1) dan dinyatakan dalam bentuk persentase (%).
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan suatu Bank dalam menghasilkan laba
dengan bermodalkan ekuitas yang sudah diinvestasikan pemegang saham.
CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah pemenuhan kebutuhan rasio modal
minimum Bank ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar 8%. Rasio
CAR diperoleh dengan menghitung total modal dibagi dengan Aset Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR) x 100%.
Contoh asumsi perhitungan sebuah Bank:
Aset Bank : Rp100.000.000.000,-
Modal Bank : Rp5.000.000.000,-
Laba Sebelum Pajak :
Rp1.000.000.000,-
Laba Setelah Pajak :
Rp750.000.000,-
Maka diperoleh Rasio sebagai berikut:
Dari
perhitungan di atas, apabila sebuah Bank memiliki rasio ROE 15% dan ROA 1%, maka
didapat rasio CAR 5,75%, Rasio CAR tersebut menunjukkan kemampuan Modal Bank
sangat rendah, apabila Bank tersebut Bank Umum Syariah maka rasio tersebut tidak
memenuhi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 34
/POJK.03/2016,
dimana rasio minimum CAR BUS sesuai POJK tersebut adalah 8%.
Sesuai
perhitungan di atas, untuk mencapai rasio CAR minimum 8% maka Bank dapat
melakukan strategy dengan memilih dari beberapa opsi sebagai berikut:
- Menambah modal inti dari pemegang saham Bank minimal sebesar Rp2.250.000.000, sehingga total modal Bank sebesar Rp7.250.000.000 dan rasio CAR mencapai 8%, atau;
- Menerbitkan surat hutang atau Sukuk Subordinasi Bank (Tier 2) minimal sebesar Rp2.250.000.000, sehingga total modal Bank sebesar Rp7.250.000.000 dan rasio CAR mencapai 8%, atau;
- Menurunkan ATMR Bank, yaitu menurunkan asset yang dimiliki, salah satu caranya dengan menurunkan portofolio pembiayaan yang memiliki bobot risiko 100% sebesar Rp28.100.000.000, sehinggan total Modal Bank sebesar Rp71.900.000.000,-, rasio CAR mencapai 8%.
24. Suppose that you are the manager of a bank whose $100
billion of assets have an average duration of four years and whose $90 billion
of liabilities have an average duration of six years. Conduct a duration nalysis
for the bank, and show what will happen to the net worth of the bank if
interest rates rise by 2 percentage points. What actions could you take to reduce
the bank’s interest-rate risk?
Misalkan Anda adalah manajer sebuah bank yang aset $ 100 miliar memiliki
durasi rata-rata empat tahun dan yang liabilitas $ 90 miliar memiliki durasi
rata-rata enam tahun. Lakukan analisis durasi untuk bank, dan tunjukkan apa
yang akan terjadi pada aset bersih bank jika suku bunga naik 2%. Tindakan apa
yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko suku bunga bank?
Jawaban:
Aset bersih adalah dengan mencari selisih antara total aset dan utang Bank.
Jadi, bisa pula disimpulkan bahwa kekayaan bersih merupakan sisa dari nilai
seluruh aset Bank yang terjual yang kemudian digunakan untuk membayar seluruh
utang. Untuk lebih mudah menghitungnya, bisa dilakukan dengan rumus :
Aset Bersih
= Total aset (harta) – liabilitas (hutang)
Aset Bersih = Total aset
(harta) – liabilitas (hutang) = $100 - $60 = $40
Aset bersih
apabila terjadi kenaikan suku bunga 2% = $100 - $61,2 = $38,8
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio dengan menghitung Total
Pembiayaan Non Bank dibagi dengan Total Dana Pihak Ketiga (DPK) Non Bank yang
dinyatakan dalam prosentase.
Apabila sebuah Bank memiliki asset $ 100 (asumsi: Financing Non Bank)
berjangka waktu rata-rata 4 tahun dan kewajiban/liabilitas (asumsi: DPK Non
Bank) $ 90 berjangka waktu rata-rata 6 tahun, maka diperoleh rasio FDR sebagai
berikut:
FDR = Total
Pembiayaan (Non Bank)
Total DPK (Non Bank)
= $ 100 X 100%
$ 90
= 166,67%
Dari kondisi terjadi gap jangka waktu yang dimiliki Bank antaras Aset dan Liabilitas,
kondisi aset bersih serta rasio FDR di atas, maka dapat dianalisis sebagai
berikut:
a.
Kenaikan suku bunga 2%
akan berdampak pada penurunan aset bersih Bank, karena dengan adanya gap jangka
waktu aset dengan liabilitas tersebut, maka pada sisi liabilitas, Bank harus
langsung melakukan penyesuaian suku bunga kepada deposannya, yang menyebabkan
naiknya liabilitas Bank menjadi $61,2, sementara di sisi aset, Bank tidak bisa
langsung menyesuaikan kenaikan suku bunga tersebut karena harus menunggu
berakhirnya masa jatuh tempo asetnya, artinya aset Bank tetap sebesar $100.
b.
Apabila rasio FDR diatas
100% dan terdapat gap jangka waktu antara Aset dengan Liabilitas, tanpa adanya
perubahan suku bunga pun, Bank akan memiliki kesulitan likuiditas jika terjadi
permasalahan di sisi Financing (rasio NPF tinggi), karena arus kas masuknya
terkendala, yang akan mengakibatkan Bank tidak akan dapat memenuhi permintaan
Deposan pada saat ada penarikan dana. Artinya kondisi ini Bank terpapar Risiko
Likuiditas. Hal ini akan semakin memburuk apabila terjadi perubahan kenaikan suku
bunga 2% karena kewajiban Bank untuk mengembalikan dana kepada Deposan semakin
tinggi (pokok deposit ditambah bunga) atau mengalami kenaikan 2%, sementara
arus kas masuk tidak dapat diperoleh Bank.
c.
Kenaikan suku bunga 2%
akan berdampak pada penurunan NIM (net interest margin) Bank, karena dengan
adanya kenaikan suku bunga, secara otomatis Bank akan melakukan penyesuaian
terhadap bunga deposit, artinya naiknya beban bunga, sementara Bank tidak dapat
menyesuaikan kenaikan bunga di sisi aset, artinya pendapatan bunga Bank akan
tetap, maka hal ini mengakibatkan juga turunnya rasio NIM Bank.
Tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko suku bunga bank adalah
sebagai berikut:
1. Bank Umum Syariah (BUS) dan bank Umum Konvensional (BUK) harus selalu
menjaga keseimbangan maturity date antara sisi Aset dan sisi Liabilitas, supaya
gap nya tidak terlalu jauh, dengan cara memperbanyak penyaluran aset dengan
jangka waktu yang pendek (tidak terlalu jauh perbedaan jangka waktunya dengan jangka
waktu deposito).
2. Apabila BUK, Bank harus membuat kebijakan suku bunga floating untuk aset
kredit yang mempunyai jangka waktu panjang, jadi apabila terjadi perubahan suku
bunga, bank dapat melakukan penyesuaian kenaikan bunga kredit secara oromatis.
3. Apabila BUS, Bank dapat membuat skema produk pembiayaan Ijarah (sewa),
dimana Bank dapat meninjau kembali harga sewa di tengah-tengah periode sewa
berjalan, dan pembiayaan bagi hasil (Musyarakah dan Musyarakah) dimana
pendapatan bagi hasil yang diperoleh Bank bisa lebih tinggi dari nasabah serta
mengurangi produk pembiayaan Murabahah, Istishna, Salam dimana tingkat
marginnya sudah fixed sampai akhir periode.
25. Suppose that you are the manager of a bank that has
$15 million of fixed-rate assets, $30 million of rate-sensitive assets, $25
million of fixed-rate liabilities, and $20 million of rate-sensitive
liabilities. Conduct a gap analysis for the bank, and show what will happen to
bank profits if interest rates rise by 5 percentage points. What actions could you
take to reduce the bank’s interest-rate risk?
Misalkan Anda adalah manajer bank yang memiliki $ 15 juta aset dengan suku bunga tetap,
$ 30 juta aset sensitif suku bunga, $ 25 juta kewajiban suku bunga tetap, dan $ 20 juta
kewajiban sensitif suku bunga. Lakukan analisis kesenjangan untuk bank, dan tunjukkan apa
yang akan terjadi pada keuntungan bank jika suku bunga naik 5%. Tindakan apa yang dapat
Anda ambil untuk mengurangi risiko suku bunga bank?
Jawaban:
Diketahui
data keuagan Bank sebagai berikut:
Aset
$15.000.000 suku bunga tetap
Aset
$30.000.000 suku bunga floating
Kewajiban
$25. 000.000 suku bunga tetap
Kewajiban $20. 000.000 suku bunga floating
Artinya Total Aset $45.000.000 dan total Kewajiban $45.000.000
Dari kondisi di atas dapat dianalisis sebagai berikut:
a.
Apabila terjadi kenaikan suku bunga sebesar 5%, maka total Aset
akan mengalami peningkatan sebesar Rp1.500.000 atau menjadi $46.500.000 dan
total kewajiban juga mengalami peningkatan sebesar $1.000.000 atau menjadi $46.000.000,
maka perolehan aset bersih atau keuntungan Bank sebesar $500.000. Dalam hal ini
Bank dalam kondisi untung ketika memiliki komposisi aset dan kewajiban seperti
kondisi di atas.
b.
Kondisi kesenjangan Bank tersebut cukup baik dikarenakan jumlah
aset dengan suku bunga floating lebih besar dibandingkan dengan kewajibannya,
begitu juga jumlah kewajiban dengan suku bunga tetap lebih besar dibandingkan
dengan asetnya, artinya Bank akan tidak akan terlalu mengalami penurunan
keuntungan apabila terjadi kenaikan suku bunga.
Tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko suku bunga bank adalah
sebagai berikut:
1. Jika BUK, Bank harus mengatur strategy komposisi aset dan liabilitas
(reprofiling), supaya jumlah aset dengan suku bunga floating selalu lebih besar
dibanding kewajiban dengan suku bunga floating.
2. Mulai melakukan lebih intensif meningkatkan dana murah (CASA) untuk menjaga
cost of fund.
3. Melakukan ekspansi pembiayaan pada segmen low risk dengan tingkat yield
yang sesuai.
4. Selalu menjaga tingkat likuiditas Bank pada level yang aman, serta berupaya
meningkatkan yield dari investasi jangka pendek di unit tresuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar