Rabu, 13 Januari 2021

MANAJEMEN KEUANGAN BANK SYARIAH - Task III (Bab Chapter 10 APPLIED PROBLEMS )

 Jawaban Sub Bab Chapter 10 Applied Problems Soal Nomor 23 Sd 25 Halaman 240-241

 Frederic S. Mishkin, The Economics of Money, Banking, and Financial Markets, 10th ed, Pearson, 2013

 

23.  X-Bank reported an ROE of 15% and an ROA of 1%. How well capitalized is this bank?

X-Bank melaporkan ROE 15% dan ROA 1%. Seberapa baik modal bank ini?

Jawaban:

Return On Asset ( ROA) atau tingkat pengembalian Asset dihitung dengan cara membagi laba sebelum pajak disetahunkan Bank dengan rata-rata total asetnya, yang dinyatakan dalam bentuk persentase (%).

Return on equity (ROE) adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas dengan menghitung Laba/Rugi setelah pajak disetahunkan dibagi rata-rata modal inti (Tier 1) dan dinyatakan dalam bentuk persentase (%). ROE digunakan untuk mengukur kemampuan suatu Bank dalam menghasilkan laba dengan bermodalkan ekuitas yang sudah diinvestasikan pemegang saham.

CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah pemenuhan kebutuhan rasio modal minimum Bank ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar 8%. Rasio CAR diperoleh dengan menghitung total modal dibagi dengan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) x 100%.

 

Contoh asumsi perhitungan sebuah Bank:

Aset Bank                         : Rp100.000.000.000,-

Modal Bank                      : Rp5.000.000.000,-

Laba Sebelum Pajak         : Rp1.000.000.000,-

Laba Setelah Pajak           : Rp750.000.000,-

 

Maka diperoleh Rasio sebagai berikut:

Dari perhitungan di atas, apabila sebuah Bank memiliki rasio ROE 15% dan ROA 1%, maka didapat rasio CAR 5,75%, Rasio CAR tersebut menunjukkan kemampuan Modal Bank sangat rendah, apabila Bank tersebut Bank Umum Syariah maka rasio tersebut tidak memenuhi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 34 /POJK.03/2016, dimana rasio minimum CAR BUS sesuai POJK tersebut adalah 8%.
Sesuai perhitungan di atas, untuk mencapai rasio CAR minimum 8% maka Bank dapat melakukan strategy dengan memilih dari beberapa opsi sebagai berikut:

  1. Menambah modal inti dari pemegang saham Bank minimal sebesar Rp2.250.000.000, sehingga total modal Bank sebesar Rp7.250.000.000 dan rasio CAR mencapai 8%, atau;
  2. Menerbitkan surat hutang atau Sukuk Subordinasi Bank (Tier 2) minimal sebesar Rp2.250.000.000, sehingga total modal Bank sebesar Rp7.250.000.000 dan rasio CAR mencapai 8%, atau;
  3. Menurunkan ATMR Bank, yaitu menurunkan asset yang dimiliki, salah satu caranya dengan menurunkan portofolio pembiayaan yang memiliki bobot risiko 100% sebesar Rp28.100.000.000, sehinggan total Modal Bank sebesar Rp71.900.000.000,-, rasio CAR mencapai 8%.

 

24.  Suppose that you are the manager of a bank whose $100 billion of assets have an average duration of four years and whose $90 billion of liabilities have an average duration of six years. Conduct a duration nalysis for the bank, and show what will happen to the net worth of the bank if interest rates rise by 2 percentage points. What actions could you take to reduce the bank’s interest-rate risk?

Misalkan Anda adalah manajer sebuah bank yang aset $ 100 miliar memiliki durasi rata-rata empat tahun dan yang liabilitas $ 90 miliar memiliki durasi rata-rata enam tahun. Lakukan analisis durasi untuk bank, dan tunjukkan apa yang akan terjadi pada aset bersih bank jika suku bunga naik 2%. Tindakan apa yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko suku bunga bank?

Jawaban:

Aset bersih adalah dengan mencari selisih antara total aset dan utang Bank. Jadi, bisa pula disimpulkan bahwa kekayaan bersih merupakan sisa dari nilai seluruh aset Bank yang terjual yang kemudian digunakan untuk membayar seluruh utang. Untuk lebih mudah menghitungnya, bisa dilakukan dengan rumus :

Aset Bersih = Total aset (harta) – liabilitas (hutang)

Aset Bersih     = Total aset (harta) – liabilitas (hutang) = $100 - $60 = $40

Aset bersih apabila terjadi kenaikan suku bunga 2% = $100 - $61,2 = $38,8

 

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio dengan menghitung Total Pembiayaan Non Bank dibagi dengan Total Dana Pihak Ketiga (DPK) Non Bank yang dinyatakan dalam prosentase.

Apabila sebuah Bank memiliki asset $ 100 (asumsi: Financing Non Bank) berjangka waktu rata-rata 4 tahun dan kewajiban/liabilitas (asumsi: DPK Non Bank) $ 90 berjangka waktu rata-rata 6 tahun, maka diperoleh rasio FDR sebagai berikut:

FDR                = Total Pembiayaan (Non Bank)

                               Total DPK (Non Bank)

                        = $ 100   X 100%

                           $ 90

                        = 166,67%

Dari kondisi terjadi gap jangka waktu yang dimiliki Bank antaras Aset dan Liabilitas, kondisi aset bersih serta rasio FDR di atas, maka dapat dianalisis sebagai berikut:

              a.         Kenaikan suku bunga 2% akan berdampak pada penurunan aset bersih Bank, karena dengan adanya gap jangka waktu aset dengan liabilitas tersebut, maka pada sisi liabilitas, Bank harus langsung melakukan penyesuaian suku bunga kepada deposannya, yang menyebabkan naiknya liabilitas Bank menjadi $61,2, sementara di sisi aset, Bank tidak bisa langsung menyesuaikan kenaikan suku bunga tersebut karena harus menunggu berakhirnya masa jatuh tempo asetnya, artinya aset Bank tetap sebesar $100.

              b.         Apabila rasio FDR diatas 100% dan terdapat gap jangka waktu antara Aset dengan Liabilitas, tanpa adanya perubahan suku bunga pun, Bank akan memiliki kesulitan likuiditas jika terjadi permasalahan di sisi Financing (rasio NPF tinggi), karena arus kas masuknya terkendala, yang akan mengakibatkan Bank tidak akan dapat memenuhi permintaan Deposan pada saat ada penarikan dana. Artinya kondisi ini Bank terpapar Risiko Likuiditas. Hal ini akan semakin memburuk apabila terjadi perubahan kenaikan suku bunga 2% karena kewajiban Bank untuk mengembalikan dana kepada Deposan semakin tinggi (pokok deposit ditambah bunga) atau mengalami kenaikan 2%, sementara arus kas masuk tidak dapat diperoleh Bank.

              c.         Kenaikan suku bunga 2% akan berdampak pada penurunan NIM (net interest margin) Bank, karena dengan adanya kenaikan suku bunga, secara otomatis Bank akan melakukan penyesuaian terhadap bunga deposit, artinya naiknya beban bunga, sementara Bank tidak dapat menyesuaikan kenaikan bunga di sisi aset, artinya pendapatan bunga Bank akan tetap, maka hal ini mengakibatkan juga turunnya rasio NIM Bank.

 

Tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko suku bunga bank adalah sebagai berikut:

1.      Bank Umum Syariah (BUS) dan bank Umum Konvensional (BUK) harus selalu menjaga keseimbangan maturity date antara sisi Aset dan sisi Liabilitas, supaya gap nya tidak terlalu jauh, dengan cara memperbanyak penyaluran aset dengan jangka waktu yang pendek (tidak terlalu jauh perbedaan jangka waktunya dengan jangka waktu deposito).

2.      Apabila BUK, Bank harus membuat kebijakan suku bunga floating untuk aset kredit yang mempunyai jangka waktu panjang, jadi apabila terjadi perubahan suku bunga, bank dapat melakukan penyesuaian kenaikan bunga kredit secara oromatis.

3.      Apabila BUS, Bank dapat membuat skema produk pembiayaan Ijarah (sewa), dimana Bank dapat meninjau kembali harga sewa di tengah-tengah periode sewa berjalan, dan pembiayaan bagi hasil (Musyarakah dan Musyarakah) dimana pendapatan bagi hasil yang diperoleh Bank bisa lebih tinggi dari nasabah serta mengurangi produk pembiayaan Murabahah, Istishna, Salam dimana tingkat marginnya sudah fixed sampai akhir periode.

 

25.  Suppose that you are the manager of a bank that has $15 million of fixed-rate assets, $30 million of rate-sensitive assets, $25 million of fixed-rate liabilities, and $20 million of rate-sensitive liabilities. Conduct a gap analysis for the bank, and show what will happen to bank profits if interest rates rise by 5 percentage points. What actions could you take to reduce the bank’s interest-rate risk?

Misalkan Anda adalah manajer bank yang memiliki $ 15 juta aset dengan suku bunga tetap, 
$ 30 juta aset sensitif suku bunga, $ 25 juta kewajiban suku bunga tetap, dan $ 20 juta 
kewajiban sensitif suku bunga. Lakukan analisis kesenjangan untuk bank, dan tunjukkan apa 
yang akan terjadi pada keuntungan bank jika suku bunga naik 5%. Tindakan apa yang dapat 
Anda ambil untuk mengurangi risiko suku bunga bank?
Jawaban:

Diketahui data keuagan Bank sebagai berikut:

Aset $15.000.000 suku bunga tetap

Aset $30.000.000 suku bunga floating

Kewajiban $25. 000.000 suku bunga tetap

Kewajiban $20. 000.000 suku bunga floating

Artinya Total Aset $45.000.000 dan total Kewajiban $45.000.000

Dari kondisi di atas dapat dianalisis sebagai berikut:

            a.         Apabila terjadi kenaikan suku bunga sebesar 5%, maka total Aset akan mengalami peningkatan sebesar Rp1.500.000 atau menjadi $46.500.000 dan total kewajiban juga mengalami peningkatan sebesar $1.000.000 atau menjadi $46.000.000, maka perolehan aset bersih atau keuntungan Bank sebesar $500.000. Dalam hal ini Bank dalam kondisi untung ketika memiliki komposisi aset dan kewajiban seperti kondisi di atas.

           b.         Kondisi kesenjangan Bank tersebut cukup baik dikarenakan jumlah aset dengan suku bunga floating lebih besar dibandingkan dengan kewajibannya, begitu juga jumlah kewajiban dengan suku bunga tetap lebih besar dibandingkan dengan asetnya, artinya Bank akan tidak akan terlalu mengalami penurunan keuntungan apabila terjadi kenaikan suku bunga.

Tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko suku bunga bank adalah sebagai berikut:

1.      Jika BUK, Bank harus mengatur strategy komposisi aset dan liabilitas (reprofiling), supaya jumlah aset dengan suku bunga floating selalu lebih besar dibanding kewajiban dengan suku bunga floating.

2.      Mulai melakukan lebih intensif meningkatkan dana murah (CASA) untuk menjaga cost of fund.

3.      Melakukan ekspansi pembiayaan pada segmen low risk dengan tingkat yield yang sesuai.

4.      Selalu menjaga tingkat likuiditas Bank pada level yang aman, serta berupaya meningkatkan yield dari investasi jangka pendek di unit tresuri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar